Tabloid Online GAYA – Cacar monyet atau monkeypox tengah mendapatkan perhatian internasional.
Kini diperkirakan
infeksinya terus meluas, tidak
hanya di negara endemiknya. Penyebaran
virus telah terdeteksi di negara-negara non endemis.
Karena
hal itu, Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) pada 23 Juli lalu menyatakan, virus monkeypox sebagai Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC) atau darurat kesehatan masyarakat global.
Penyakit cacar
monyet dapat membuat penderitanya mengalami demam tinggi, sakit kepala berat,
lesi kulit, hingga pembengkakan limfadenopati.
Walaupun
tingkat fatalitasnya masih rendah, penyakit
cacar monyet berisiko pada anak-anak, lansia, dan penderita imunocompromissed.
Komplikasi
penyakit cacar monyet dapat berupa infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis,
ensefalitis, hingga infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan.
Lalu
bagaimana bila menyerang ibu hamil? Sobat GAYA, ibu hamil menjadi salah satu kelompok rentan atas infeksi
cacar monyet atau monkeypox. Melihat data di Afrika, memang terdapat laporan bahwa virus
bisa menular ke bayi melalui cairan plasenta, yang disebabkan virus monkeypox melewati darah pada fase
tertentu.
“Jadi penularan
bisa terjadi ke bayi yang baru lahir, (melalui) transmisi plasenta atau justru
kontak erat sesudah proses kelahiran,” jelas Konsultan Penyakit Tropik dan
Infeksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Robert Sinto dalam acara konferensi
pers “Update Perkembangan Cacar Monyet di Indonesia” pada Rabu (27/7) lalu.
Lebih
lanjut ia mengatakan, beberapa
laporan kasus menunjukkan bahwa infeksi bisa menyebabkan kematian janin,
meskipun tidak dilaporkan secara jelas angka kejadiannya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar