Tabloid Online GAYA – Masalah kurang gizi kronis atau stunting, ditandai dengan tubuh pendek.
Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit,
hingga memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah.
Perusahaan kesehatan juga universitas khususnya Fakultas
Kedokteran berinisiatif memerangi stunting. Mereka banyak melakukan edukasi,
terutama ke para ibu hamil.
Ketua Tim Stunting Universitas YARSI, dr Yusnita, MKes,
SpKKLP mengatakan, stunting dapat dicegah dan gangguannya tidak muncul lagi.
Salah satunya, dengan mengonsumsi nutrisi yang tepat.
"Ibu hamil merupakan salah satu sasaran prioritas
dalam program percepatan penurunan stunting dengan pendekatan keluarga."
"Seluruh anggota keluarga yang berisiko stunting
mulai dari remaja puteri, pasangan baru menikah, ibu hamil, ibu menyusui, dan
balita harus diintervensi," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Ia menerangkan, pemberian susu pada ibu hamil dilakukan
dalam upaya menaikkan berat badan, memenuhi kecukupan kebutuhan protein hewani,
serta menurunkan anemia pada ibu hamil.
Hal tersebut akhirnya mencegah anak lahir dengan stunting
atau panjang badan sewaktu lahir di bawah 48 cm.
Bagi ibu hamil, disebutkan dr Yusnita, ada sejumlah
indikator suksesnya program stunting ini. Yaitu kepatuhan meminum susu,
peningkatan pengetahuan tentang stunting, menu gizi seimbang dan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), serta adanya evaluasi terukur membandingkan indikator
gizi ibu hamil sebelum dan setelah program.
Director of Quality, Sustainability, and Support Kalbe
Nutritionals, Andy Chendra mengatakan, stunting perlu diintervensi dengan
pemberian gizi terbaik. Khususnya bagi mereka ibu hamil hingga remaja.
"Nutrisi terbaik di setiap tahap kehidupan manusia
penting, termasuk ibu hamil dan anak-anak. Kami dapat terus mendukung nutrisi
terbaik dalam upaya penurunan stunting untuk bersama-sama sehatkan bangsa,”
paparnya. (sumber: okezonecom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar